Cerpen Seru: Air Mata Yang Menjadi Badai Langit
Di antara kabut lembayung senja dan gemericik hujan yang tak pernah usai, terukir legenda tentang Lin Yue, sang pelukis mimpi. Kanvasnya bukan kain sutra, melainkan langit malam yang bertabur bintang. Kuasnya bukan bulu burung phoenix, melainkan kerinduan yang membara dalam jiwa.
Setiap goresan adalah napas kehidupan bagi Bai Lian, sang putri dari dimensi waktu yang terlupakan. Bai Lian bukan manusia, bukan pula dewi. Ia adalah keindahan abadi yang hanya bisa disentuh dalam lukisan Lin Yue.
Cinta mereka tumbuh seperti bunga teratai di atas air yang keruh. Bunga yang terlarang, yang hanya mekar di alam mimpi. Tatapan mata mereka, sebening embun pagi, berbicara lebih dari ribuan kata. Sentuhan jari mereka, seringan hembusan angin, membangkitkan gema di alam semesta.
Namun, cinta ini adalah pedang bermata dua. Setiap pertemuan membawa kebahagiaan yang tak terhingga, namun juga bayang-bayang perpisahan abadi. Dunia Lin Yue adalah dunia nyata, dunia yang fana. Sementara dunia Bai Lian adalah dunia lukisan, dunia yang selamanya muda dan indah.
Suatu malam, di bawah rembulan yang penuh, Lin Yue menemukan jawabannya. Rahasia lukisan itu, rahasia Bai Lian. Ia menemukan bahwa Bai Lian bukanlah ilusi, bukan pula mimpi belaka. Ia adalah fragmen jiwa Lin Yue sendiri, yang terpisah di masa lalu, terperangkap dalam dimensi lukisan karena sebuah kutukan.
Pengungkapan ini, bagai badai petir, menghancurkan segalanya. Kebahagiaan Lin Yue berubah menjadi kepedihan yang tak tertahankan. Ia mencintai dirinya sendiri di masa lalu, di wujud seorang putri yang tak bisa diraih.
Lukisan itu, yang dulunya adalah sumber kebahagiaan, kini menjadi cermin penderitaan abadi. Air mata Lin Yue jatuh, membasahi kanvas. Air mata itu, ajaibnya, berubah menjadi badai yang mengamuk di langit. Badai yang mencerminkan kesedihan hatinya, badai yang akan selamanya mengoyak dimensi ruang dan waktu.
Akhirnya, Lin Yue mengerti. Cinta sejati adalah melepaskan. Ia harus membiarkan Bai Lian kembali ke dimensi lukisannya, membiarkannya hidup dalam keabadian, meskipun hatinya hancur berkeping-keping.
Di saat itulah, ia menghapus lukisan Bai Lian.
Di saat itulah, keheningan abadi menyelimuti hatinya.
Di saat itulah, ia mendengar bisikan dari masa lalu… Apakah kau akan melupakanku, Yue?
You Might Also Like: Agen Kosmetik Penghasilan Tambahan Kota