Dracin Seru: Cinta Yang Menuntut Darah
Cinta yang Menuntut Darah
Seratus tahun telah berlalu sejak dosa itu ditorehkan di tanah leluhur. Seratus tahun sejak janji diucapkan di bawah rembulan berdarah. Dan di tengah riuhnya Kota Terlarang modern, ia terlahir kembali: Bai Lian, seorang kurator museum dengan tatapan mata yang menyimpan lautan kenangan.
Bunga plum mekar di musim semi, menebarkan aroma yang familiar, seperti bisikan dari masa lalu yang terkubur. Setiap kelopaknya adalah serpihan ingatan yang berusaha kembali utuh. Bai Lian, meski tak mengerti, merasa ditarik oleh sesuatu yang lebih besar dari dirinya.
Lalu ia datang.
Jiang Wei, pewaris tunggal dinasti bisnis terkaya di Asia. Aura kekuasaan melingkupinya, dingin dan tak tertembus. Tapi ketika mata mereka bertemu, waktu seolah berhenti. Di mata Jiang Wei, Bai Lian melihat kekosongan yang sama, kerinduan yang sama.
"Aku merasa... mengenalmu," bisik Jiang Wei, suaranya bergetar.
Bai Lian terdiam. Kata-kata itu terasa asing, namun beresonansi dengan jiwanya.
Dimulailah perjalanan mereka. Bukan perjalanan cinta yang manis, melainkan labirin ingatan yang penuh jebakan. Artefak kuno di museum, lukisan-lukisan tua yang menyimpan kisah tersembunyi, semuanya adalah petunjuk.
Perlahan, satu per satu, rahasia masa lalu terkuak. Mereka adalah sepasang kekasih, terpisahkan oleh intrik istana dan pengkhianatan yang keji. Bai Lian, dulu adalah Permaisuri, difitnah dan dibunuh atas perintah kaisar yang dibutakan oleh ambisi. Jiang Wei, dulu adalah Jenderal setia yang bersumpah membalas dendam, namun gagal, dan memilih mati di sisinya.
"Kau berjanji akan kembali," gumam Bai Lian suatu malam, air mata mengalir di pipinya.
"Dan aku selalu menepati janjiku," jawab Jiang Wei, menggenggam tangannya erat.
Namun, dendam tak pernah membawa kedamaian. Bai Lian menyadari, membalas dendam dengan kemarahan hanya akan mengulangi lingkaran setan masa lalu. Ia memilih jalan lain. Jalan yang lebih menusuk. Jalan yang lebih bermakna.
Saat kebenaran akhirnya terungkap, sang dalang dari tragedi seratus tahun lalu muncul. Dia adalah reinkarnasi dari kaisar yang kejam, kini bersembunyi di balik topeng filantropi.
Bai Lian tidak berteriak. Ia tidak menuntut nyawa. Ia hanya menatapnya dengan tatapan pengampunan yang dingin.
"Kau sudah dihukum. Hukumanmu adalah hidup dengan beban masa lalu, selamanya," ucapnya, suaranya tenang namun menggema.
Sang dalang runtuh, bukan karena amarah, tapi karena keheningan dan pengampunan yang jauh lebih mengerikan. Ia hidup, tapi jiwanya mati.
Bai Lian dan Jiang Wei akhirnya menemukan kedamaian. Mereka membebaskan diri dari rantai masa lalu. Namun, di tengah keheningan malam, sebuah bisikan terdengar: "Ingatlah… janji di bawah bunga plum…"
You Might Also Like: Panduan Sunscreen Lokal Ringan Tidak