Harus Baca! Bayangan Yang Menyerupai Kekasih Lama
Kabut perak menari di atas permukaan Danau Bulan, memantulkan bayangan lentera-lentera apung yang menyala misterius. Di dunia roh ini, setiap bisikan angin membawa gema masa lalu, setiap tetes embun adalah air mata kerinduan. Aku, Li Wei, tersesat dalam labirin keabadian, bayanganku sendiri menjadi pemandu yang tak kupercaya.
Aku ingat dunia manusia, kehidupan Li Wei, seorang sarjana muda yang tenggelam di sungai yang sama dengan danau ini. Namun, ingatan itu terasa seperti mimpi yang dipaksakan, bukan kenangan yang tulus. Di sini, di dunia roh, aku diberitahu bahwa kematianku adalah AWAL, bukan akhir. Takdir baru, yang dijalin oleh benang bulan dan bayangan yang berbicara.
Bayangan itu… bayanganku sendiri, atau lebih tepatnya, entitas yang mengenakan wujudku. Ia membisikkan nama-nama yang asing namun terasa begitu dekat. Nama-nama para dewa, iblis, dan manusia yang terikat dalam permainan takdir yang rumit. Ia menunjukkanku jalan ke Hutan Lumut Abadi, di mana Bulan mengingat setiap nama yang pernah diucapkan di bawah sinarnya.
Di sanalah, di tengah hutan yang berkilauan, aku bertemu dengannya. Bai Lian, seorang wanita cantik dengan rambut sehitam malam dan mata sebiru safir. Ia mengaku sebagai kekasihku di kehidupan lampau, belahan jiwaku yang hilang. Matanya memancarkan cinta yang mendalam, membuat hatiku berdebar dengan bingung dan harapan.
Bai Lian membawaku ke kuil kuno yang tersembunyi di balik air terjun perak. Di sana, di hadapan altar yang dipenuhi ukiran rumit, ia memberitahuku rahasia. Kematianku di dunia manusia bukanlah kecelakaan, melainkan pengorbanan yang disengaja. Sebuah ritual untuk membangkitkan kekuatan tersembunyi dalam diriku, kekuatan yang mampu menyeimbangkan dunia roh dan dunia manusia.
Namun, ada yang janggal. Setiap kali Bai Lian berbicara tentang takdir, bayanganku berbisik dengan nada yang berbeda, nada peringatan. Bulan tampak redup, seolah enggan mengingat kata-kata yang diucapkannya. Aku mulai meragukan ketulusannya.
Siapakah sebenarnya Bai Lian? Apakah ia benar-benar mencintaiku, atau hanya memanipulasiku untuk tujuan yang lebih jahat? Apakah kematianku adalah takdir yang mulia, atau hanya bidak dalam permainan para dewa?
Aku memutuskan untuk mencari jawaban di Labirin Cermin, tempat di mana ilusi dan realitas saling bertukar tempat. Di sana, aku melihat bayangan diriku yang sebenarnya, sosok yang berbeda jauh dari Li Wei yang kutahu. Ia adalah seorang PERAMPOK TAKDIR, seseorang yang mampu mengubah alur waktu dan mengendalikan jiwa-jiwa yang tersesat.
Bai Lian bukanlah kekasihku, melainkan penjaga yang ditugaskan untuk mengendalikan kekuatanku. Ia mencintai gagasan tentangku, tentang kekuatan yang kumiliki, bukan diriku yang sebenarnya. Ia telah memanipulasi takdirku, mengorbankan kehidupan Li Wei untuk membangkitkan kekuatan Perampok Takdir dalam diriku.
Dengan hati hancur, aku menghadapi Bai Lian di hadapan Altar Bulan. Aku menolak takdir yang telah ia siapkan. Aku akan menulis takdirku sendiri, dengan darah dan air mata, dengan ingatan dan kerinduan. Pertarungan sengit terjadi, diiringi gemuruh petir dan tangisan bulan.
Akhirnya, aku berhasil mengalahkan Bai Lian. Namun, kemenangan itu terasa pahit. Aku telah kehilangan segalanya, termasuk ilusi tentang cinta dan harapan. Aku ditinggalkan sendirian di dunia roh, dengan kekuatan yang tak kuinginkan dan takdir yang tak kupahami.
Siapa yang mencintai? Siapa yang memanipulasi? Jawaban itu terkubur di dalam hatiku, bersamaan dengan rahasia-rahasia yang belum terpecahkan.
Terbanglah, debu bintang, dan ubahlah kenyataan!
You Might Also Like: 7 Fakta Mimpi Tersesat Di Hutan